KEPALA KUA NAMLEA MENYAPA BAGIAN TIGA DESA KARANG JAYA

Senin, 05-08-2024, Kepala KUA Kecamatan Nanlea, Andi Muhammad Ali, Menghadiri acara khitanan Abdul Majid dan acara bakurung Pesuo di Desa Karang Jaya, dalam kesempatan yng indah ini Kepala KUA menyampaikan Makna Khitan secara Hakiki, Orang tua yang telah melahirkan anak mempunyai tanggung jawab dan hak yang sangat berat yang harus di penuhi, Hak yang pertama melaksanakan Aqiqah, kalau ini tidak terpenuhi orang tua merasa gelisah  ada utang yang harus di bayar, kalau ini sudah terpenuhi derita yang di tanggung ibu selama mengandung dan melahirkan sudah sirna tak berbekas, seakan seorang ibu sudah siap melahirkan kembali, beban yang kedua, adalah khitan, karena khitan berdekatan dengan ibadah maka harus dipenuhi oleh orang tua, hak yang ketiga yaitu mengawin kan anak. Kemudian Pesuo bagi masyarakat Buton, merupakan Posuo merupakan tradisi yang telah berkembang di Kesultanan Buton sejak zaman dulu. Ritual ini wajib diikuti seorang wanita berdarah Buton yang belum menikah. Ritual Posuo dilaksanakan sebagai penanda transisi bagi seorang wanita, dari gadis remaja (Kabua-bua) menjadi seorang gadis dewasa (Kalambe). “Pada zaman dahulu gadis-gadis yang akan melakukan Posuo biasanya akan dikurung dalam ruang khusus yang disebut Suo dengan mengenakan kain putih,” ujar seorang dukun (Bisa) Posuo, Hj. Waode Rasia. Untuk ritual Posuo, biasanya dukun yang melaksanakan sebanyak empat orang. Namun boleh juga dilakukan hanya dua orang dukun yang mahir disesuaikan dengan keadaan. “Posuo itu diikuti gadis yang sudah datang bulan penanda sang gadis siap untuk dipinang,” jelasnya.

Dalam Suo dilakukan berbagai ritual sebagai sarana pendidikan bagi persiapan mental seorang perempuan remaja, menjadi seorang perempuan dewasa yang siap membentuk rumah tangga. Agar pelajaran dapat diterima dengan baik, maka selama berada dalam Suo, para peserta Posuo hanya boleh bertemu dengan dukun yang memimpin upacara. Mereka akan dijauhkan dari segala pengaruh luar, baik dari keluarganya sendiri maupun dari pengaruh lingkungannya. Dari para Bisa inilah, para gadis peserta Posuo akan mendapat bimbingan moral, spiritual dan pengetahuan. Utamanya bimbingan dalam membentuk keluarga yang baik. “Posuo bisa dilakukan banyak gadis dalam sekali ritual ataupun hanya sendirian saja. Namun bagi peserta yang bersaudara maka kamarnya harus dibedakan dengan saudaranya atau dipisahkan,” terangnya. Dalam ritual Posuo ini, ada tiga tahap prosesi yang harus dijalani. Sesi pertama disebut Pauncura atau pengukuhan. Pada tahap ini prosesi dilakukan oleh dukun senior (Parika) diawali dengan tunuana dupa (pembakaran kemenyan) yang disertai dengan pembacaan doa.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top